Pelajaran dari Drama Tidak Semua Cerita Memiliki Satu Kebenaran

ruserialov – Drama Korea bukan hanya tentang kisah cinta, konflik keluarga, atau perjuangan karier. Di balik plot yang tampaknya sederhana, sering kali tersembunyi lapisan makna yang dalam dan relevan dengan kehidupan nyata. Salah satu pelajaran paling menyentuh dari sejumlah drama terbaik dalam beberapa tahun terakhir adalah: tidak semua cerita memiliki satu kebenaran.

Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana drama Korea menyajikan narasi yang kompleks, memperlihatkan berbagai sudut pandang, dan mengajak penonton menyadari bahwa dalam kehidupan, kebenaran itu relatif tergantung dari mana dan bagaimana kita melihatnya.

1. Mengapa “Satu Kebenaran” Tidak Cukup?

Sebagian besar orang tumbuh dengan gagasan bahwa suatu peristiwa pasti memiliki satu versi yang benar. Tapi kenyataannya, terutama dalam hubungan manusia, kebenaran bisa memiliki banyak wajah.

Dalam psikologi sosial, ini di kenal sebagai subjective reality kenyataan subjektif yang dibentuk oleh pengalaman, emosi, dan persepsi masing-masing individu. Drama Korea kini semakin banyak yang mengangkat tema ini.

2. Drama Korea yang Mewakili Narasi Multi-Kebenaran

🎭 My Mister (2018)

Kisah Park Dong-hoon dan Lee Ji-an memperlihatkan dua tokoh dari latar belakang berbeda, masing-masing membawa luka dan cara pandang hidup yang kontras. Tidak ada “tokoh benar” di sini. Keduanya benar dan salah sekaligus tergantung dari kacamata siapa kita melihatnya.

🕵️‍♂️ Stranger / Secret Forest (2017–2020)

Dalam drama ini, kebenaran hukum dan kebenaran moral sering berbenturan. Karakter polisi dan jaksa memiliki tujuan yang sama keadilan tetapi jalan yang mereka tempuh berbeda, dan tidak ada yang benar-benar bersih.

🧠 Beyond Evil (2021)

Drama ini menantang penonton: siapa monster sebenarnya? Apakah pelaku kriminal, atau sistem yang membuat orang memilih cara ekstrem untuk bertahan? Penonton dipaksa berkali-kali mengubah penilaian mereka.

3. Teknik Naratif: Perspektif Berganda

Salah satu teknik yang digunakan untuk menggambarkan bahwa tidak ada satu kebenaran adalah penggunaan banyak sudut pandang (multi-perspective storytelling).

Dengan memperlihatkan cerita dari sisi beberapa karakter, penonton melihat:

  • Bagaimana satu peristiwa bisa di tafsirkan berbeda
  • Mengapa seseorang bertindak dengan cara tertentu
  • Bahwa “penjahat” pun bisa punya alasan yang masuk akal

Ini bukan tentang membenarkan yang salah, tetapi memahami kompleksitas realitas.

4. Apa Pelajaran yang Bisa Diambil Penonton?

💬 1. Empati adalah Kunci

Saat kita menyadari bahwa setiap orang punya cerita sendiri, kita belajar tidak cepat menghakimi. Seperti dalam drama Juvenile Justice (2022), di mana pelaku kejahatan anak ternyata juga korban dari sistem yang gagal.

🧭 2. Benar dan Salah Itu Tidak Hitam-Putih

Drama seperti Law School menunjukkan bahwa dalam sistem hukum sekalipun, kebenaran bukan hanya soal fakta, tapi juga niat, konteks, dan interpretasi.

🔍 3. Kita Harus Berani Memeriksa Kebenaran Sendiri

Banyak drama memperlihatkan bahwa kebenaran yang kita percayai bisa jadi terbentuk oleh trauma, asumsi, atau bahkan kebohongan. Drama Reborn Rich menggambarkan bagaimana memori masa lalu bisa menipu persepsi kita.

5. Contoh dalam Kehidupan Nyata

Konsep “tidak ada satu kebenaran” bukan hanya berlaku dalam fiksi. Dalam hidup sehari-hari:

  • Dua orang bisa memiliki versi berbeda dari pertengkaran yang sama.
  • Konflik keluarga sering terjadi karena semua orang merasa benar.
  • Perbedaan pandangan politik bisa berakar dari informasi yang berbeda.

Drama Korea memberi kita ruang untuk merenung bahwa setiap orang punya alasan, luka, dan pengalaman yang membentuk cara mereka melihat dunia.

6. Mengapa Konsep Ini Populer di KDrama Modern?

🧠 1. Penonton Semakin Kritis

Generasi penonton saat ini tidak puas dengan cerita yang sederhana dan linier. Mereka ingin narasi yang realistis, reflektif, dan berlapis.

🎥 2. Perkembangan Industri Drama

Penulis naskah seperti Kim Eun Hee (Signal, Kingdom) dan Park Hae Young (My Mister, Another Miss Oh) di kenal dengan pendekatan “manusiawi” dalam narasi, yang menjauh dari stereotip hitam-putih.

🌍 3. Relevan dengan Dunia Nyata

Di era disinformasi, media sosial, dan “versi kebenaran” yang saling bertabrakan, drama dengan tema ini menjadi sangat resonan.

7. Ending Terbuka: Cerminan Banyak Kebenaran

Banyak drama dengan narasi seperti ini memilih ending terbuka, yang membiarkan penonton menafsirkan sendiri:

  • Siapa yang benar?
  • Apakah tokoh utama layak di maafkan?
  • Apakah masalah benar-benar selesai?

Contohnya dalam Twenty-Five Twenty-One, di mana penonton terbagi dua soal apakah hubungan cinta seharusnya bertahan atau tidak. Tidak ada jawaban benar hanya interpretasi.

8. Kesimpulan: Drama yang Mengajak Berpikir

“Tidak semua cerita memiliki satu kebenaran” adalah pelajaran penting dari drama Korea yang memiliki kedalaman karakter dan narasi. Lewat konflik batin, perspektif berganda, dan akting yang kuat, drama-drama ini tidak hanya menghibur tetapi juga mencerminkan realitas manusia yang kompleks.

Dalam dunia nyata, seperti dalam drama, tidak semua pertanyaan bisa di jawab dengan pasti. Tapi dengan memahami bahwa setiap orang punya versi cerita mereka sendiri, kita bisa menjadi lebih bijaksana dalam melihat hidup dan satu sama lain.